REVIEW
JURNAL AGAIIN yyuuuuuuuuu :D semangaaaaatttttt!!!!!
Minggu
kedua psikodiagnostik 2 observasi, kelompok yang mempresentasikan jurnalnya adalah kelompok
4, 3 dan 7...
Langsung
aja yyuuuu cyn kita bahas satu-satu ;) maaaarrrriiiiiiiii.......
kelompok
4
"
EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN GOTONG ROYONG (COOPERATIVE LEARNING) UNTUK
MENURUNKAN KECEMASAN SISWA DALAM MENGHADAPI PELAJARAN MATEMATIKA "
Latar
belakang jurnal
- matematika
merupakan salah satu pelajaran yang dianggap momok bagi sebagian siswa/i
SMP
- anggapan negatif
tersebut berkembang dengan adanya kenaikan standar kelulusan
- salah satu
faktor yang berpengaruh buruk terhadap prestasi matematika sebagian
siswa/i adalah kecemasan
Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas 2 SMP 26 Semarang yang berjumlah
32 orang yang dibagi menjadi dua kelompok masing-masing 16 orang
Pertama-tama siswa diberikan pretest yang berupa skala kecemasan.
Kemudian siswa dibagi menjadi dua kelompok, kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen, pada kelompok eksperimen diberlakukan metode pembelajaran gotong
royong, sedangkan kelompok kontrol tidak diberlakukan. Hal ini terjadi selama 4
kali pertemuan.
Setelah itu semua siswa diberi posttest yang sama berupa skala kecemasan
seperti pada subtest awal.
Pada metode pembelajaran gotong royong, siswa duduk dikelompokkan, siswa
diberikan tugas yang pengerjaannya secara berkelompok, tempat duduk siswa juga
diatur menjadi beberapa kelompok yang saling berhadapan antar anggota kelompok
tanpa harus berhadapan kearah meja guru.
Metodologi
penelitian
Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan skala kecemasan.
Observasi yang dilakukan adalah observasi non-partisipan.
Hasil
dan kesimpulan
Dapat disimpulkan
bahwa ada pengaruh pemberian perlakuan berupa Metode Pembelajaran Gotong Royong
(Cooperative Learning) terhadap kecemasan siswa dalam menghadapi
pelajaran matematika. Ada perbedaan kecemasan siswa dalam menghadapi pelajaran
matematika pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Kelompok eksperimen yang mendapat perlakuan mengalami
penurunan skor kecemasan siswa dalam menghadapi pelajaran matematika, sedangkan
kelompok kontrol tidak.
Dapat disimpulkan bahwa perlakuan yang diberikan selama 4 kali pertemuan berupa
belajar matematika dengan metode pembelajaran gotong royong dapat menurunkan
kecemasan siswa ketika menghadapi pelajaran matematika, hal ini sesuai dengan
apa yang dikemukakan oleh Stodolsky dan penelitian oleh Okebula.
kelompok 3
"
KECEMBURUAN PADA KAUM HOMOSEKSUAL PRIA (GAY) DI JAKARTA "
Latar
belakang
- kasus Mutilasi di Jakarta selatan
- Hasil Observasi yang peneliti lakukan selama mengelola
sebuah artist management
- Minoritasnya kaum gay
Metode penelitian
• Metode yang digunakan
adalah obervasi dan wawancara dengan menggunakan pendekatan kualitatif.
Metode wawancara sebagai metode pengumpulan data utama. Dan observasi digunakan
sebagai penunjang dalam berlangsungnya kegiatan wawancara.
• Responden berjumlah 3
orang yang berjenis kelamin laki-laki,memiliki orientasi homoseksual, usia dari
20-40 tahun,sudah pernah melakukan hubungan seksual, pendidikan minimal SMA,
dan berdomisili dijakarta dan sekitarnya
Hasil
Seputar homoseksual:
• Ketiga subjek
menyadari orientasi seksual nya sejak usia remaja.
• Subjek 1
menyadari ketertarikannya sesama jenis sejak usia 10 tahun, subjek 2 menyadari
ketika 16 tahun, dan subyek 3 menyadari sejak usia 15 tahun. Dari ketiga
subyek.
• 2 subyek
telah melakukan perilaku seksual sesama jenis yaitu usia 9 tahun sedangkan
subyek 1 melakukannya di usia 18-19 tahun dan subyek 3 di usia 15 – 18 tahun
• Pada
keseluruhan subjek diketahui bahwa terdapat semua faktor potensial yang
menyebabkan ia menjadi gay seperti terdapat pada model teori. Faktor potensial
itu adalah ketidakadaan figur ayah (ayah sebagai tokoh negatif),
terisolasi dari lingkungan sekitar, perasaan rendah diri, jenis permainan saat
masih kecil, dan gaya hidup
Seputar kecemburuan:
•
keseluruhan
subyek mengalami hurt (luka), fear and anxiety (takut dan cemas).
Sedangkan untuk anger (marah), hanya subyek 2 dan subyek 3 yang
mengalaminya.
•
2 tipe kecemburuan yaitu Reactive jealousy & Suspicious jealousy
kelompok 7
" KOHESIFITAS SUPORTER
TIM SEPAKBOLA PERSIJA "
Latar belakang
- Persija adalah sebuah klub sepak bola yang terletak di
Jakarta. Persija berdiri pada tanggal 28 November 1928 dan memiliki
julukan Macan Kemayoran. Pada awalnya The Jak mania hanya terdiri dari 100
orang, dengan pengurus sebanyak 40 orang.
- Ketika dibentuk, dipilihlah figur yang dikenal di mata
masyarakat. Gugun Gondrong merupakan sosok yang paling dikenal saat itu
dan memimpin The Jakmania pada periode 1999-2000.
- Kelompok-kelompok yang ada dalam The Jakmania tidak
hanya terbatas dari yang tertulis di atas,banyak kelompok-kelompok kecil
yang tidak tercatat berdasarkan pembagian kelompok tersebut.
- Kelompok-kelompok kecil ini memiliki aktifitas
seperti berangkat bersama-sama dari suatu tempat menuju stadion tempat
lokasi pertandingan Persija dan pulangbersama-sama menuju tempat asal.
Kelompok The Jak Kukusan merupakan salah satu kelompok kecil yang tidak
tercatat berdasarkanpembagian kelompok diatas.
Metode penelitian
Subjek Penelitian : Subjek adalah
anggota The Jakmania dan merupakan bagian dari kelompok The Jak Kukusan ,
Jumlah Subjek sebanyak 2 orang yang masih dalam satu kelompok pada komunitas
The Jak Kukusan.
Teknik Pengumpulan Data
1. Menggunakan teknik
wawancara, tipe wawancara terbuka. memungkinkan peneliti untuk memiliki panduan
dalam mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan hal yang diteliti, namun pada
saat yang bersamaan tetap fleksibel.
2. observasi menggunakan
teknik observasi partisipasi dimana peneliti terlibat langsung secara aktif
dalam objek yang diteliti sehingga memungkinkan informasi yang diperoleh dapat
lebih maksimal dan diharapkan akan membantu dalam penelitian.
Pembahasan
Kohesivitas individu dalam kelompok
kecil The Jakmania.
ciri-ciri kohesivitas kelompok dapat dilihat dari: setiap anggota kelompok
mengenakan identitas yang sama, setiap anggota kelompok memiliki tujuan dan
sasaran yang sama, setiap anggota kelompok merasakan keberhasilan dan kegagalan
yang sama, setiap anggota kelompok saling berkerja sama dan berkolaborasi,
setiap anggota kelompok memiliki peran ke anggotaan, kelompok mengambil
keputusan secara efektif.
Faktor-faktor yang menyebabkan
kohesivitas
- latar belakang kelompok yaitu teman nongkrong (jarak
rumah yang berdekatan menyebabkan anggota mudah bertemu)
- kegiatan kelompok seperti main bola bareng (setiap
anggota kelompok memiliki kegiatan sehari-hari bersama kelompok seperti
main bola bareng dan aktivitas tersebutdapat meningkatkan
kekompakkan)
- kebersamaan kelompok seperti proses menumbuhkan
keterikatan (pada saat berkumpul, anggota kelompok bercanda guraudan
tertawa bersama sehingga aktifitas ini dapatmeningkatkan keterikatan
antara anggota kelompok)
Kesimpulan
Kohesivitas individu dalam kelompok
kecil dilihat dari:
- Aktifitas kelompok dalam komunitas (main bolabareng,
satu lingkungan, bakti sosial dan nonton bola bareng)
- aktifitas kelompok kecil (pulang pergi bersama,
patungan, pulangdan pergi bersama), proses pengambilan keputusan kelompok
(berdiskusi, solusi,pengambilan keputusan)
- identitas kelompok (warna, tulisan, logo-logo, warna,
logo,atribut Persija), kohesivitas kelompok di luar lapangan (proses
menumbuhkan keterikatan
- aktifitas sebelum pertandingan, aktifitas setelah
pertandingan, tempat berkumpul,mencari kendaraan, menaiki
kendaraan,menyanyikan yel-yel, membeli air dan rokok,tegur sapa, menuju
tempat parkir, perjalanan pulang, membahas pertandingan)