Kamis, 27 September 2012

Kecemasan ...

Kecemasan
Kecemasan menurut Freud berkembang dari konflik antara sistem id, ego dan superego tentang sistem kontrol atas energi psikis yang ada. Menurut Freud kecemasan itu ada tiga: kecemasan realita, neurotik dan moral.
(1) Kecemasan realita adalah rasa takut akan bahaya yang datang dari dunia luar dan derajat kecemasan semacam itu sangat tergantung kepada ancaman nyata.
(2) Kecemasan neurotik adalah rasa takut kalau-kalau instink akan keluar jalur dan menyebabkan sesorang berbuat  sesuatu yang dapat mebuatnya terhukum, dan
(3) Kecemasan moral adalah rasa takut terhadap hati nuraninya sendiri. Orang yang hati nuraninya cukup berkembang cenderung merasa bersalah apabila berbuat sesuatu yang bertentangan dengan norma moral.
Mekanisme Pertahan Ego
Untuk menghadapi tekanan kecemasan yang berlebihan, sistem ego terpaksa mengambil tindakan ekstrim untuk menghilangkan tekanan itu. Tindakan yang demikian itu, disebut mekanisme pertahanan, sebab tujuannya adalah untuk mempertahankan ego terhadap tekanan kecemasan. Dalam teori Freud, bentuk-bentuk mekanisme pertahanan yang penting adalah:
a.       represi; ini merupakan sarana pertahanan yang bisa mengusir pikiran serta perasaan yang menyakitkan dan mengancam keluar dari kesadaran,
b.       memungkiri; ini adalah cara mengacaukan apa yang dipikirkan, dirasakan, atau dilihat seseorang dalam situasi traumatik,
c.       pembentukan reaksi; ini adalah menukar suatu impuls atau perasaan yang menimbulkan kecemasan dengan melawannya dalam kesadaran,
d.      proyeksi; ini berarti memantulkan sesuatu yang sebenarnya terdapat dalam diri kita sendiri ke dunia luar,
e.       penggeseran; merupakan suatu cara untuk menangani kecemasan dengan menyalurkan perasaan atau impuls dengan jalan menggeser dari objek yang mengancam ke “sasaran yang lebih aman”,
f.        rasionalisasi; ini cara beberapa orang menciptakan alasan yang “masuk akal” untuk menjelaskan disingkirnya ego yang babak belur,
g.      sublimasi; ini suatu cara untuk mengalihkan energi seksual kesaluran lain, yang secara sosial umumnya bisa diterima, bahkan ada yang dikagumi,
h.      regresi; yaitu berbalik kembali kepada prilaku yang dulu pernah mereka alami,
i.        introjeksi; yaitu mekanisme untuk mengundang serta “menelaah” sistem nilai atau standar orang lain,
j.        konpensasi,
k.      ritual dan penghapusan.
Para peneliti telah mengidentifikasi sejumlah gejala neurotic lainnya. Terdapat 4 gaya neurotic yang paling sering terjadi, yakni :
1.      menghambat agresi atau asersi. Asersi adalah kemampuan untuk menyatakan secara terus terang apa yang ingin dikatakan. Agresi adalah tindakan-tindakan untuk melawan pihak lain disertai ciri ‘melukai’
2.      inhibisi terhadap tanggung jawab dan independensi (kemandirian), ialah tidak berkembangnya keberanian untuk bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya secara benar dan pola perilaku yang tidak memerlukan kendali pihak lain.
3.      Submisi dan compliance. Submisi adalah tindakan mengikuti apa yang diinginkan orang atau pihak lain, yang sebenarnya tidak ingin dilakukan. Compliance adalah perilaku yang mengikuti tuntutan, yang belum tentu diikuti.
4.      Trust behavior. Yang dimaksudkan adalah tidak dimilikinya kesiapan untuk melakukan tindakan-tindakan yang didasari saling percaya.

Psikodiagnostik 2 (observasi)


REVIEW JURNAL AGAIIN  yyuuuuuuuuu :D semangaaaaatttttt!!!!!

Minggu kedua psikodiagnostik 2 observasi, kelompok yang mempresentasikan jurnalnya adalah kelompok 4, 3 dan 7...
Langsung aja yyuuuu cyn kita bahas satu-satu ;) maaaarrrriiiiiiiii.......

kelompok 4

 " EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN GOTONG ROYONG (COOPERATIVE LEARNING) UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN SISWA DALAM MENGHADAPI PELAJARAN MATEMATIKA "

Latar belakang jurnal
  • matematika merupakan salah satu pelajaran yang dianggap momok bagi sebagian siswa/i SMP
  • anggapan negatif tersebut berkembang dengan adanya kenaikan standar kelulusan 
  • salah satu faktor yang berpengaruh buruk terhadap  prestasi matematika sebagian siswa/i adalah kecemasan
       Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas 2 SMP 26 Semarang yang berjumlah 32 orang yang dibagi menjadi dua kelompok masing-masing 16 orang 
Pertama-tama siswa diberikan pretest yang berupa  skala kecemasan.
Kemudian siswa dibagi menjadi dua kelompok, kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, pada kelompok eksperimen diberlakukan metode pembelajaran gotong royong, sedangkan kelompok kontrol tidak diberlakukan. Hal ini terjadi selama 4 kali pertemuan.
Setelah itu semua siswa diberi posttest yang sama berupa skala kecemasan seperti pada subtest awal.
Pada metode pembelajaran gotong royong, siswa duduk dikelompokkan, siswa diberikan tugas yang pengerjaannya secara berkelompok, tempat duduk siswa juga diatur menjadi beberapa kelompok yang saling berhadapan antar anggota kelompok tanpa harus berhadapan kearah meja guru.

Metodologi penelitian
      Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan skala kecemasan. Observasi yang dilakukan adalah observasi non-partisipan.

Hasil dan kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian perlakuan berupa Metode Pembelajaran Gotong Royong (Cooperative Learning) terhadap kecemasan siswa dalam menghadapi pelajaran matematika. Ada perbedaan kecemasan siswa dalam menghadapi pelajaran matematika pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Kelompok eksperimen yang mendapat perlakuan mengalami penurunan skor kecemasan siswa dalam menghadapi pelajaran matematika, sedangkan kelompok kontrol tidak.
    Dapat disimpulkan bahwa perlakuan yang diberikan selama 4 kali pertemuan berupa belajar matematika dengan metode pembelajaran gotong royong dapat menurunkan kecemasan siswa ketika menghadapi pelajaran matematika, hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Stodolsky dan penelitian oleh Okebula.

kelompok 3

" KECEMBURUAN PADA KAUM HOMOSEKSUAL PRIA (GAY) DI JAKARTA "

Latar belakang 
  • kasus Mutilasi di Jakarta selatan
  • Hasil Observasi yang peneliti lakukan selama mengelola sebuah artist management
  • Minoritasnya kaum gay
Metode penelitian
       Metode yang digunakan adalah obervasi dan wawancara dengan menggunakan pendekatan kualitatif.  Metode wawancara sebagai metode pengumpulan data utama. Dan observasi digunakan sebagai penunjang  dalam berlangsungnya kegiatan wawancara.
       Responden berjumlah 3 orang yang berjenis kelamin laki-laki,memiliki orientasi homoseksual, usia dari 20-40 tahun,sudah pernah melakukan hubungan seksual, pendidikan minimal SMA, dan berdomisili dijakarta dan sekitarnya
Hasil
Seputar homoseksual:
       Ketiga subjek menyadari orientasi seksual nya sejak usia remaja.
       Subjek 1 menyadari ketertarikannya sesama jenis sejak usia 10 tahun, subjek 2 menyadari ketika 16 tahun, dan subyek 3 menyadari sejak usia 15 tahun. Dari ketiga subyek.
       2 subyek telah melakukan perilaku seksual sesama jenis yaitu usia 9 tahun sedangkan subyek 1 melakukannya di usia 18-19 tahun dan subyek 3 di usia 15 – 18 tahun
       Pada keseluruhan subjek diketahui bahwa terdapat semua faktor potensial yang menyebabkan ia menjadi gay seperti terdapat pada model teori. Faktor potensial itu adalah ketidakadaan figur ayah (ayah sebagai tokoh negatif),  terisolasi dari lingkungan sekitar, perasaan rendah diri, jenis permainan saat masih kecil, dan gaya hidup
Seputar kecemburuan:
•          keseluruhan subyek mengalami hurt (luka), fear and anxiety (takut dan cemas). Sedangkan untuk anger (marah), hanya subyek 2 dan subyek 3 yang mengalaminya.
•          2 tipe kecemburuan yaitu Reactive jealousy & Suspicious jealousy

kelompok 7

"  KOHESIFITAS SUPORTER TIM SEPAKBOLA PERSIJA "

Latar belakang
  • Persija adalah sebuah klub sepak bola yang terletak di Jakarta. Persija berdiri pada tanggal 28 November 1928 dan memiliki julukan Macan Kemayoran. Pada awalnya The Jak mania hanya terdiri dari 100 orang, dengan pengurus sebanyak 40 orang.
  • Ketika dibentuk, dipilihlah figur yang dikenal di mata masyarakat. Gugun Gondrong merupakan sosok yang paling dikenal saat itu dan memimpin The Jakmania pada periode 1999-2000.
  • Kelompok-kelompok yang ada dalam The Jakmania tidak hanya terbatas dari yang tertulis di atas,banyak kelompok-kelompok kecil yang tidak tercatat berdasarkan pembagian kelompok tersebut.
  •  Kelompok-kelompok kecil ini memiliki aktifitas seperti berangkat bersama-sama dari suatu tempat menuju stadion tempat lokasi pertandingan Persija dan pulangbersama-sama menuju tempat asal. Kelompok The Jak Kukusan merupakan salah satu kelompok kecil yang tidak tercatat berdasarkanpembagian kelompok diatas.
Metode penelitian

Subjek Penelitian : Subjek adalah anggota The Jakmania dan merupakan bagian dari kelompok The Jak Kukusan , Jumlah Subjek sebanyak 2 orang yang masih dalam satu kelompok pada komunitas The Jak Kukusan.

Teknik Pengumpulan Data
  1. Menggunakan teknik wawancara, tipe wawancara terbuka. memungkinkan peneliti untuk memiliki panduan dalam mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan hal yang diteliti, namun pada saat yang bersamaan tetap fleksibel.
 2. observasi menggunakan teknik observasi partisipasi dimana peneliti terlibat langsung secara aktif dalam objek yang diteliti sehingga memungkinkan informasi yang diperoleh dapat lebih maksimal dan diharapkan akan membantu dalam penelitian. 

Pembahasan
Kohesivitas individu dalam kelompok kecil The Jakmania.
                ciri-ciri kohesivitas kelompok dapat dilihat dari: setiap anggota kelompok mengenakan identitas yang sama, setiap anggota kelompok memiliki tujuan dan sasaran yang sama, setiap anggota kelompok merasakan keberhasilan dan kegagalan yang sama, setiap anggota kelompok saling berkerja sama dan berkolaborasi, setiap anggota kelompok memiliki peran ke anggotaan, kelompok mengambil keputusan secara efektif.
Faktor-faktor yang menyebabkan kohesivitas
  1. latar belakang kelompok yaitu teman nongkrong (jarak rumah yang berdekatan menyebabkan anggota mudah bertemu)
  2. kegiatan kelompok seperti main bola bareng (setiap anggota kelompok memiliki kegiatan sehari-hari bersama kelompok seperti main bola bareng dan aktivitas tersebutdapat meningkatkan kekompakkan) 
  3. kebersamaan kelompok seperti proses menumbuhkan keterikatan (pada saat berkumpul, anggota kelompok bercanda guraudan tertawa bersama sehingga aktifitas ini dapatmeningkatkan keterikatan antara anggota kelompok) 
Kesimpulan
Kohesivitas individu dalam kelompok kecil  dilihat dari:
  1. Aktifitas kelompok dalam komunitas (main bolabareng, satu lingkungan, bakti sosial dan nonton bola bareng)
  2. aktifitas kelompok kecil (pulang pergi bersama, patungan, pulangdan pergi bersama), proses pengambilan keputusan kelompok (berdiskusi, solusi,pengambilan keputusan)
  3. identitas kelompok (warna, tulisan, logo-logo, warna, logo,atribut Persija), kohesivitas kelompok di luar lapangan (proses menumbuhkan keterikatan
  4. aktifitas sebelum pertandingan, aktifitas setelah pertandingan, tempat berkumpul,mencari kendaraan, menaiki kendaraan,menyanyikan yel-yel, membeli air dan rokok,tegur sapa, menuju tempat parkir, perjalanan pulang, membahas pertandingan)

Jumat, 21 September 2012

review jurnal yyuuuuuu :D

hey hey...bagi kamu kamu anak psikologi, pasti sangat tidak asing dengan kata " jurnal " yuuuppp J U R N A L ! untuk kesekian kalinya, saya ane abdi kita kami khususnya mahasiswi psikologi 2010 diberi tugas untuk menganalisis jurnal...tedeeengggg!! good luck yaa ;)

     cerita dulu yaa.....(intermezo) Perkuliahan yang dimulai pukul 08.30 WIB hari selasa tanggal 18 September 2012 seperti biasa selalu diawali dengan doa bersama agar selama perkuliahan bisa lancar, amiiinn.. perkuliahan dimulai dengan presentasi, presentasi pertama diawali dengan kelompok 6 dengan judul jurnal

" POST TRAUMATIC GROWTH PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA "

Pada jurnal ini, metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan menggunakan paradigma fenomenologi menurut Moleong, 2005. Alasan peneliti menggunakan metode kualitatif karena penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan gejala secara holistic kontekstual melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri penulis sebagai instrumen kunci. Metode observasi dilakukan bersamaan dengan metode wawancara agar peneliti mendapatkan data yang diinginkan. Sebelum proses wawancara dan observasi, penulis melakukan persiapan terlebih dahulu, antara lain untuk wawancara, penulis akan membuat guide (petunjuk) semacam pertanyaan semi terstruktur berdasarkan pada teori mengenai Post Traumatic Growth.
   ...kesimpulan...
   kesimpulan dari jurnal tersebut adalah terdapat 2 faktor yang mempengaruhi aspek Post Traumatic Growth pada kedua informan yakni faktor internal dan faktor eksternal. berdasarkan pada pembahasan, setidaknya dapat diketahui 4 pertumbuhan pasca trauma yang signifikan timbul dari perjuangan informan dalam menghadapi kanker payudara ini, antara lain :
  • peningkatan spiritualitas
  • positive improvement in life 
  • proses sosial semakin tinggi, dan
  • relasi sosial semakin baik
jurnal selanjutnya yang dipresentasikan adalah jurnal kelompok 1 yang berjudul

" REALITAS CINTA DIMATA REMAJA PEREMPUAN "

Studi kasus sindrom cinta pada seorang remaja perempuan pasca menonton film Ada Apa Dengan Cinta (AADC). Permasalahan yang dipaparkan peneliti dalam jurnal ini adalah :
  1. Bagaimana seorang remaja belajar dan percaya akan apa yang disajikan oleh media?
  2. Bagaimana proses kultivasi tersebut dapat terjadi?
  3. Melihat posisi remaja tersebut sebagai reader media.
Subjek penelitian dalam jurnal ini adalah gadis remaja berusia 18tahun yang merupakan menikmat, penonton film-film yang bergendre remaja. Studi kasus dalam jurnal ini , wawancara, pengamatan langsung, studi lapangan, dengan tujuan merekonstruksi dan menganalisis sebuah kasus dari perspektif sosiologi.
Observasi Partisipan : suatu observasi dimana peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari informan/ sumber data yang sedang diamati atau digunakan. memiliki 4 jenis, yaitu :
  • partisipasi aktif
  • partisipasi moderat
  • partisipasi pasif
  • partisipasi lengkap
   ...kesimpulan...
   kesimpulan pada jurnal ini adalah informan memiliki kemampuan yang terbatas karena faktor usia, kelurga, sekolah, dan lingkungan pergaulannya dan informan tergolong tidak melek media.
dan jurnal ke tiga yang di presentasikan adalah...

" MITOS TENTANG KEHAMILAN "

Analisa yang digunakan dalam tugas yang diberikan ini mengacu pada jurnal penelitian psikologi mengenai mitos dalam kehamilan. Alasan pemilihan tema dalam jurnal tersebut karena fenomena kehamilan paling banyak terjadi dan mudah ditemui dalamkehidupan sehari-hari. Observasi yag dilakukan dalam penelitian bersifat sistematik, dimana segala sesuatunya telah dirancang dan dilaksanakan sesuai dengan norma dan struktur ilmiah. Pada jurnal, metode yang digunakan adalah metode wawancara dan metode observasi dengan respondennya wanita hamil 3 bulan tanggal 7 Agustus 2008 sampai dengan 25 Agustus 2008 yang berdomisili di Aceh.

   ...kesimpulan...
   dalam penelitian tersebut ternyata, mitos masih sangat berpengaruh d daeraj Aceh dimana ibu-ibu yang hamil masih menjalankan tradisi yang menyertai proses kehamilan. Mereka mempercayai bahwa mitos merupakan pengetahuan turun temurun yang diwariskan dan berkembang  sebagai konsep kebudayaan dan tradisi yang berlaku disebagian besar masyarakat, yang pada akhirnya mampu membentuk pola perilaku yang menetap dan harus mereka laksanakan.
   
itu merupakan sebagian jurnal yang di oresentasikan selasa kemarin, cukup sekian dan terima kasiiiihhhhh..... :)

Sabtu, 15 September 2012

back to psikodiagnostik... ;)

helooooo...back to blog agaaiinnn :) sekian lama ga nulis di blog, untuk pertama kalinya di semester 5 yeeaaaayyyy!!!! saya menulis lagii...say helloo mas seta dan teman-teman semua ehehe

Pertama, yang saya akan tulis disini tak lain dan tak bukan adalah mengenai....tedeeengggg.....psikodiagnostik 2 (observasi). hayooo apa si observasi itu?? dalam sebuah penelitian ilmiah, kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang peneliti adalh observasi dan wawancara. Kenapa observasi menjadi penting dalam sebuah penelitian ilmiah? dalam observasi, tidak boleh subjective (jadi, hanya melihat dan mendengar) harus objective. menyimpulkan boleh tetapi tidak melakukan penilaian, biasanya untuk menjaga ke objectivan, pennelitinya lebih dari satu.

Adapun syarat-syarat dalam, penelitian ilmiah, yakni :
  • ada teori
  • ada objek yang diteliti
  • bersifat empiris
  • terukur (falid)
  • systematis
Tujuan utama metode observasional adalah untuk mendeskripsikan perilaku, tetapi peneliti jarang dapat mengobservasi semua perilaku yang muncul. konsekuensinya, peneliti harus menggunakan bentuk sampling perilaku tertentu seperti sampling waktu dan situasi. Salah satu tujuan penting sampling adalah untuk mendapatkan sampel peilaku yang representatif. Metode-metode observasional dapat diklasifikasikan pada dua dimensi: derajat intervensi pengamat an cara perilaku itu dicatat atau direkam. Observasi dalam setting alamiah tan[a intervensi pengamat disebut observasi naturalis. Observasi dengan intervensi dapat berbentuk observasi partisipan, observasi terstruktur (sering dugunakan oleh psikolog perkembangan) dan eksperimen lapangan (sering digunakan oleh psikolog sosial)
Adapun etika dalam observasi :
  • tidak menyangkut hal yang bersifat pribadi
  • intervensi yang berlebihan
  • waktu penelitian
Dalam sebuah studi observasional, perilaku dapat dicatat dengan sebuah deskripsi komprehensif perilaku atau hanya dengan mencatat unit-unit perilaku yang sudah didefinisikan sebelumnya. Rekaman naratif digunakan untuk memberikan deskripsi komprehensif perilaku dan checklist biasanya digunakan ketika peneliti tertarik untuk mengetahui apakah perilaku tertentu telah terjadi. Seringkali durasi dan rating perilaku adalah variabel dependen yang lazim dalam studi-studi observasional.


Referensi...

Metode penelitian psikologi edisi ke tujuh, penerbit erlangga tahun 2007, Yogyakarta

John j.shaughnessy, Eugene b.zechmeister, Jeanne s. zechmeister
 

Kamis, 17 Mei 2012

☺ FUNNY CUPCAKES ☺

Helllllllooooooo everyone wherever you are☺♥  bagaimana hari-harimu? menyenangkan kah??? apa hari ini ada yang ulang tahu? atau ingin kasih kejutan ke orang-orang yang kalian sayang???? hhhmmmmm...... udah ga jaman kita beli-beli kado buat mereka... coba buat cup cakes dri tangan kita sendiri yyyuuuukkkkssss☺dijamin orang yang kita sayang akan tersenyyum manis ehehehehehehe......
Berikut adalah cara dan tips dalam membiat cup cakes luuuucccuuu...cekidooot ;)
Untuk bahan dasar cara Membuat Cupcake pada intinya cukup mudah, hanya saja untuk menghiasnya dibutuhkan ketrampilan dan kreatifitas yang cukup tinggi. Mungkin untuk pemula yang ingin mengetahui cara membuat cupcakes dapat dilakukan dengan mudah. dan inilah bahan-bahannyaaaa : (untuk 24buah)
  • 175 gr margarin
  • 125 gr gula pasir halus
  • 6 kuning telur
  • 3 putih telur
  • 160 gr tepung terigu protein sedang
  • 30 gr tepung maizena
  • 60 ml susu evaporated (aku pakai susu cair)
  • 1 sdt poppy seed (aku ga pakai)
  • 1/4 sdt esens vanila
Cara membuat dan Resep cupcake lembut:
  1. Kocok margarin dan gula sampai lembut, kemudian masukkan telur satu persatu bergantian dengan setengah bagian tepung terigu.
  2. Larutkan tepung maizena dengan susu cair, dan masukkan sisa terigu bergantian dengan campuran maizena ke dalam adonan.
  3. Tambahkan esens vanila, kocok rata agar resep cupcake lembut
  4. Tuang ke dalam paper cup yang sudah ditata dalam loyang muffin.
  5. Panggang selama 20 menit dengan suhu 180 derajat Celcius.
  6. Hias dengan buttercream.
Dan inilah Cup cakes cupcakes uunyyyuuuu yg sudah bisa dinikmati  ☺♥