Kamis, 27 September 2012

Psikodiagnostik 2 (observasi)


REVIEW JURNAL AGAIIN  yyuuuuuuuuu :D semangaaaaatttttt!!!!!

Minggu kedua psikodiagnostik 2 observasi, kelompok yang mempresentasikan jurnalnya adalah kelompok 4, 3 dan 7...
Langsung aja yyuuuu cyn kita bahas satu-satu ;) maaaarrrriiiiiiiii.......

kelompok 4

 " EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN GOTONG ROYONG (COOPERATIVE LEARNING) UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN SISWA DALAM MENGHADAPI PELAJARAN MATEMATIKA "

Latar belakang jurnal
  • matematika merupakan salah satu pelajaran yang dianggap momok bagi sebagian siswa/i SMP
  • anggapan negatif tersebut berkembang dengan adanya kenaikan standar kelulusan 
  • salah satu faktor yang berpengaruh buruk terhadap  prestasi matematika sebagian siswa/i adalah kecemasan
       Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas 2 SMP 26 Semarang yang berjumlah 32 orang yang dibagi menjadi dua kelompok masing-masing 16 orang 
Pertama-tama siswa diberikan pretest yang berupa  skala kecemasan.
Kemudian siswa dibagi menjadi dua kelompok, kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, pada kelompok eksperimen diberlakukan metode pembelajaran gotong royong, sedangkan kelompok kontrol tidak diberlakukan. Hal ini terjadi selama 4 kali pertemuan.
Setelah itu semua siswa diberi posttest yang sama berupa skala kecemasan seperti pada subtest awal.
Pada metode pembelajaran gotong royong, siswa duduk dikelompokkan, siswa diberikan tugas yang pengerjaannya secara berkelompok, tempat duduk siswa juga diatur menjadi beberapa kelompok yang saling berhadapan antar anggota kelompok tanpa harus berhadapan kearah meja guru.

Metodologi penelitian
      Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan skala kecemasan. Observasi yang dilakukan adalah observasi non-partisipan.

Hasil dan kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian perlakuan berupa Metode Pembelajaran Gotong Royong (Cooperative Learning) terhadap kecemasan siswa dalam menghadapi pelajaran matematika. Ada perbedaan kecemasan siswa dalam menghadapi pelajaran matematika pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Kelompok eksperimen yang mendapat perlakuan mengalami penurunan skor kecemasan siswa dalam menghadapi pelajaran matematika, sedangkan kelompok kontrol tidak.
    Dapat disimpulkan bahwa perlakuan yang diberikan selama 4 kali pertemuan berupa belajar matematika dengan metode pembelajaran gotong royong dapat menurunkan kecemasan siswa ketika menghadapi pelajaran matematika, hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Stodolsky dan penelitian oleh Okebula.

kelompok 3

" KECEMBURUAN PADA KAUM HOMOSEKSUAL PRIA (GAY) DI JAKARTA "

Latar belakang 
  • kasus Mutilasi di Jakarta selatan
  • Hasil Observasi yang peneliti lakukan selama mengelola sebuah artist management
  • Minoritasnya kaum gay
Metode penelitian
       Metode yang digunakan adalah obervasi dan wawancara dengan menggunakan pendekatan kualitatif.  Metode wawancara sebagai metode pengumpulan data utama. Dan observasi digunakan sebagai penunjang  dalam berlangsungnya kegiatan wawancara.
       Responden berjumlah 3 orang yang berjenis kelamin laki-laki,memiliki orientasi homoseksual, usia dari 20-40 tahun,sudah pernah melakukan hubungan seksual, pendidikan minimal SMA, dan berdomisili dijakarta dan sekitarnya
Hasil
Seputar homoseksual:
       Ketiga subjek menyadari orientasi seksual nya sejak usia remaja.
       Subjek 1 menyadari ketertarikannya sesama jenis sejak usia 10 tahun, subjek 2 menyadari ketika 16 tahun, dan subyek 3 menyadari sejak usia 15 tahun. Dari ketiga subyek.
       2 subyek telah melakukan perilaku seksual sesama jenis yaitu usia 9 tahun sedangkan subyek 1 melakukannya di usia 18-19 tahun dan subyek 3 di usia 15 – 18 tahun
       Pada keseluruhan subjek diketahui bahwa terdapat semua faktor potensial yang menyebabkan ia menjadi gay seperti terdapat pada model teori. Faktor potensial itu adalah ketidakadaan figur ayah (ayah sebagai tokoh negatif),  terisolasi dari lingkungan sekitar, perasaan rendah diri, jenis permainan saat masih kecil, dan gaya hidup
Seputar kecemburuan:
•          keseluruhan subyek mengalami hurt (luka), fear and anxiety (takut dan cemas). Sedangkan untuk anger (marah), hanya subyek 2 dan subyek 3 yang mengalaminya.
•          2 tipe kecemburuan yaitu Reactive jealousy & Suspicious jealousy

kelompok 7

"  KOHESIFITAS SUPORTER TIM SEPAKBOLA PERSIJA "

Latar belakang
  • Persija adalah sebuah klub sepak bola yang terletak di Jakarta. Persija berdiri pada tanggal 28 November 1928 dan memiliki julukan Macan Kemayoran. Pada awalnya The Jak mania hanya terdiri dari 100 orang, dengan pengurus sebanyak 40 orang.
  • Ketika dibentuk, dipilihlah figur yang dikenal di mata masyarakat. Gugun Gondrong merupakan sosok yang paling dikenal saat itu dan memimpin The Jakmania pada periode 1999-2000.
  • Kelompok-kelompok yang ada dalam The Jakmania tidak hanya terbatas dari yang tertulis di atas,banyak kelompok-kelompok kecil yang tidak tercatat berdasarkan pembagian kelompok tersebut.
  •  Kelompok-kelompok kecil ini memiliki aktifitas seperti berangkat bersama-sama dari suatu tempat menuju stadion tempat lokasi pertandingan Persija dan pulangbersama-sama menuju tempat asal. Kelompok The Jak Kukusan merupakan salah satu kelompok kecil yang tidak tercatat berdasarkanpembagian kelompok diatas.
Metode penelitian

Subjek Penelitian : Subjek adalah anggota The Jakmania dan merupakan bagian dari kelompok The Jak Kukusan , Jumlah Subjek sebanyak 2 orang yang masih dalam satu kelompok pada komunitas The Jak Kukusan.

Teknik Pengumpulan Data
  1. Menggunakan teknik wawancara, tipe wawancara terbuka. memungkinkan peneliti untuk memiliki panduan dalam mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan hal yang diteliti, namun pada saat yang bersamaan tetap fleksibel.
 2. observasi menggunakan teknik observasi partisipasi dimana peneliti terlibat langsung secara aktif dalam objek yang diteliti sehingga memungkinkan informasi yang diperoleh dapat lebih maksimal dan diharapkan akan membantu dalam penelitian. 

Pembahasan
Kohesivitas individu dalam kelompok kecil The Jakmania.
                ciri-ciri kohesivitas kelompok dapat dilihat dari: setiap anggota kelompok mengenakan identitas yang sama, setiap anggota kelompok memiliki tujuan dan sasaran yang sama, setiap anggota kelompok merasakan keberhasilan dan kegagalan yang sama, setiap anggota kelompok saling berkerja sama dan berkolaborasi, setiap anggota kelompok memiliki peran ke anggotaan, kelompok mengambil keputusan secara efektif.
Faktor-faktor yang menyebabkan kohesivitas
  1. latar belakang kelompok yaitu teman nongkrong (jarak rumah yang berdekatan menyebabkan anggota mudah bertemu)
  2. kegiatan kelompok seperti main bola bareng (setiap anggota kelompok memiliki kegiatan sehari-hari bersama kelompok seperti main bola bareng dan aktivitas tersebutdapat meningkatkan kekompakkan) 
  3. kebersamaan kelompok seperti proses menumbuhkan keterikatan (pada saat berkumpul, anggota kelompok bercanda guraudan tertawa bersama sehingga aktifitas ini dapatmeningkatkan keterikatan antara anggota kelompok) 
Kesimpulan
Kohesivitas individu dalam kelompok kecil  dilihat dari:
  1. Aktifitas kelompok dalam komunitas (main bolabareng, satu lingkungan, bakti sosial dan nonton bola bareng)
  2. aktifitas kelompok kecil (pulang pergi bersama, patungan, pulangdan pergi bersama), proses pengambilan keputusan kelompok (berdiskusi, solusi,pengambilan keputusan)
  3. identitas kelompok (warna, tulisan, logo-logo, warna, logo,atribut Persija), kohesivitas kelompok di luar lapangan (proses menumbuhkan keterikatan
  4. aktifitas sebelum pertandingan, aktifitas setelah pertandingan, tempat berkumpul,mencari kendaraan, menaiki kendaraan,menyanyikan yel-yel, membeli air dan rokok,tegur sapa, menuju tempat parkir, perjalanan pulang, membahas pertandingan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar