Kecemasan
Kecemasan menurut Freud berkembang dari konflik
antara sistem id, ego dan superego tentang sistem kontrol atas energi psikis
yang ada. Menurut Freud kecemasan itu ada tiga: kecemasan realita, neurotik dan
moral.
(1) Kecemasan realita adalah rasa takut akan
bahaya yang datang dari dunia luar dan derajat kecemasan semacam itu sangat
tergantung kepada ancaman nyata.
(2) Kecemasan neurotik adalah rasa takut
kalau-kalau instink akan keluar jalur dan menyebabkan sesorang berbuat
sesuatu yang dapat mebuatnya terhukum, dan
(3) Kecemasan moral adalah rasa takut terhadap
hati nuraninya sendiri. Orang yang hati nuraninya cukup berkembang cenderung
merasa bersalah apabila berbuat sesuatu yang bertentangan dengan norma moral.
Mekanisme Pertahan Ego
Untuk menghadapi tekanan kecemasan yang
berlebihan, sistem ego terpaksa mengambil tindakan ekstrim untuk menghilangkan
tekanan itu. Tindakan yang demikian itu, disebut mekanisme pertahanan, sebab
tujuannya adalah untuk mempertahankan ego terhadap tekanan kecemasan. Dalam
teori Freud, bentuk-bentuk mekanisme pertahanan yang penting adalah:
a.
represi; ini merupakan sarana pertahanan yang bisa
mengusir pikiran serta perasaan yang menyakitkan dan mengancam keluar dari
kesadaran,
b.
memungkiri; ini
adalah cara mengacaukan apa yang dipikirkan, dirasakan, atau dilihat seseorang
dalam situasi traumatik,
c.
pembentukan reaksi; ini adalah menukar suatu impuls
atau perasaan yang menimbulkan kecemasan dengan melawannya dalam kesadaran,
d.
proyeksi; ini berarti memantulkan sesuatu yang
sebenarnya terdapat dalam diri kita sendiri ke dunia luar,
e.
penggeseran; merupakan suatu cara untuk menangani
kecemasan dengan menyalurkan perasaan atau impuls dengan jalan menggeser dari
objek yang mengancam ke “sasaran yang lebih aman”,
f.
rasionalisasi;
ini cara beberapa orang menciptakan alasan yang “masuk akal” untuk menjelaskan
disingkirnya ego yang babak belur,
g.
sublimasi; ini suatu cara untuk mengalihkan energi
seksual kesaluran lain, yang secara sosial umumnya bisa diterima, bahkan ada
yang dikagumi,
h.
regresi; yaitu berbalik kembali kepada prilaku yang
dulu pernah mereka alami,
i.
introjeksi; yaitu mekanisme untuk mengundang serta
“menelaah” sistem nilai atau standar orang lain,
j.
konpensasi,
k.
ritual dan penghapusan.
Para peneliti telah
mengidentifikasi sejumlah gejala neurotic lainnya. Terdapat 4 gaya neurotic
yang paling sering terjadi, yakni :
1. menghambat
agresi atau asersi. Asersi adalah kemampuan untuk menyatakan secara terus
terang apa yang ingin dikatakan. Agresi adalah tindakan-tindakan untuk melawan
pihak lain disertai ciri ‘melukai’
2. inhibisi
terhadap tanggung jawab dan independensi (kemandirian), ialah tidak
berkembangnya keberanian untuk bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya
secara benar dan pola perilaku yang tidak memerlukan kendali pihak lain.
3. Submisi
dan compliance. Submisi adalah tindakan mengikuti apa yang diinginkan orang
atau pihak lain, yang sebenarnya tidak ingin dilakukan. Compliance adalah
perilaku yang mengikuti tuntutan, yang belum tentu diikuti.
4. Trust
behavior. Yang dimaksudkan adalah tidak dimilikinya kesiapan untuk melakukan
tindakan-tindakan yang didasari saling percaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar